PUDARNYA PESONA CLEOPATRA
Karya : Habiburrahman El-shirazy
Seorang pemuda lulusan dari Negeri Mesir yang telah pulang ke kampung halamannya di Jawa. Dan ia harus mengorbankan dirinya dengan seorang wanita yang tidak ia cintai. Dia menginginkan menikah dengan gadis Mesir, karena ia terpesona dengan wanita Mesir keturunan Cleopatra. Tapi keinginannya hanya sia-sia karena ia harus menerima perjodohan Ibunya dengan wanita putri dari sahabat Ibunya yang sudah dijodohkan sejak mereka berada dalam kandungan. Dengan berat hati ia harus menerima perjodohan itu karena ia tak mau mengecewakan Ibunya. Pernikahan dengan pesta meriahpun terjadi. Pada hari ketujuh pernikahannya, ia terpaksa memberlakukan Istrinya dengan mesra untuk memuliakan Raihana ( naman perempuan berjilbab itu yang tak lain adalah istrinya). Raihana adalah gadis yang baik, ramah, halus budi, sarjana pendidikan, penyabar dan seorang hafidzoh ( hafal al-quran ). Begitu banyak kelebihan Raihana tapi tak membuat luluh dan jatuh cinta padanya. Pernikahan mereka menginjak dua bulan, ia mengajak raihan tinggal di pinggiran kota Malang. Pernikahan mereka terus berjalan sampai pada saat menginjak enam bulan, sampai akhirnya Raihana hamil. Tapi tak sedikitpun perhatian diberikan. Pada saat usia kandungannya menginjak usia enam bulan, Raihana meminta izin untuk tinggal bersama Ibunya. Ia pun mengizinkan. Pada saat itu ia bertemu dengan dosen Bahasa arab dari Medan saaat mengikuti pelatihan meningkatkan mutu dosen. Dosen tersebut bernama Pak Qalyubi. Pak Qalyubi banyak bercerita tentang sejarah kehidupannya waktu tinggal di Mesir dan menikah dengan gadis Mesir yang membuahkan sebuah penyesalan. Dari cerita tersebut ia sadar bahwa ternyata gadis Mesir tidak seperti yang ia bayangkan selama ini. Pudarlah pesona Cleopatra dan ia sadar bahwa ia beruntung mempunyai istri seperti Raihana. Ternyata semua itu terlambat, Raihana meninggal karena terpeleset di kamar mandi bersama anak yang di kandungnya. Cinta itu tumbuh disaat Raihana pergi meninggalkannya.
Karya : Hanietz 15 januari 2011
0 komentar:
Posting Komentar